Jumat, 19 April 2013

Biologi (fungsi pada bagian mata)

Di setiap alat indra kita terdapat sel-sel yang dinamakan sel reseptor.
Sel inilah yang menyebabkan kita dapat merasakan stimulus (perubahan) di sekitar lingkungan kita.
Indra pengelihatan kita, yaitu mata, memiliki reseptor yang dinamakan fotoreseptor. Reseptor ini mengenal stimulus berupa cahaya.
Beberapa bagian yang akan kita bahas mengenai mata antara lain: struktur mata, sel fotoreseptor, proses melihat, dan kelainannya.


A.       STRUKTUR MATA
Bentuk: Sferikal, diameter 2,5cm.
Letak: Di dalam rongga mata pada tengkorak.
Struktur: Sel fotoreseptor, warna, dan struktur penyokong kerja fotoreseptor.
Bagian: Sklera, konjungtiva, kornea, koroid, badan siliaris, retina, fovea, bintik buta, iris (selaput pelangi), pupil, lensa mata, ligamen suspensor, saraf optik, dan otot mata.
Sklera
Definisi : lapisan pembungkus bola mata yang tersusun atas jaringan ikat kuat berwarna putih buram dan tidak tembus cahaya.
Fungsi : melindungi dan mempertahankan bentuk bola mata.
Konjungtiva
Definisi : selaput mukosa yang tersusun atas epitel tipis yang membatasi bagian dalam kelopak mata dan bagian depan sklera. Konjungtiva juga menyusun epitel kornea.
Kornea
Definisi : lapisan transparan yang memungkinkan cahaya masuk ke dalam mata.
Fungsi : membelokkan (membiaskan) cahaya untuk membantu pemfokusan (pemusatan) cahaya ke retina.
Koroid
Definisi : lapisan sel-sel berpigmen hitam yang terletak di belakang retina. Lapisan ini berisi banyak kapiler darah yang memberi nutrisi dan oksigen, terutama untuk retina.
Fungsi : mencegah pantulan (refleksi) cahaya di bagian dalam bola mata retina dengan cara menyerap semua cahaya yang masuk ke mata.
Badan Siliaris
Definisi : otot-otot melingkar dan menjari yang membentuk suatu cincin di sekeliling lensa pada bagian depan mata, dan biasanya melekat pada lensa melalui ligamen suspensor.
Fungsi : mengatur cembung-pipihnya lensa untuk menyesuaikan pemusatan/pemfokusan cahaya.
Retina
Definisi : lapisan terdalam penyusun bola mata yang tersusun atas sel-sel saraf serta sel-sel fotoreseptor.
Fungsi : mendeteksi ada tidaknya cahaya.
Fovea
Definisi : bagian terkecil pada bagian tengah retina yang tersusun atas sel-sel kerucut.
Fungsi : memberikan ketajaman pengelihatan yang tinggi.
Bintik Buta
Definisi : bagian kecil pada retina tempat serabut-serabut saraf bertemu menjadi saraf optik. Bagian ini tidak memiliki sel-sel batang dan sel-sel kerucut sehingga tidak peka terhadap cahaya.
Iris/Selaput Pelangi
Definisi : jaringan berbentuk cakram melingkar yang terdapat persis di depan lensa. Jaringan ini tersusun atas serabut otot sirkuler dan radial. Di bagian ini terdapat pigmen yang mengatur warna mata.
Fungsi : mengatur jumlah cahaya yang masuk ke mata dengan mengatur ukuran pupil.
Pupil
Definisi : lubang di tengah-tengah iris yang memungkinkan cahaya masuk ke mata.
Fungsi : tempat cahaya masuk ke mata.
Lensa Mata
Definisi : semacam struktur yang transparan, elastis dan berbentuk bikonvens.
Fungsi : mengatur cahaya untuk membentuk bayangan, dan juga membatasi rongga mata menjadi dua bagian  terpisah yang masing-masing berisi cairan bening (aqueous humour) dan bahan transparan seperti jeli (vitreous humour).
Ligamen Suspensor
Definisi : ligamen kuat yang menghubungkan otot-otot siliaris dengan lensa.
Fungsi : merubah bentuk lensa dengan kontraksi dan relaksasi otot-otot siliaris.
Saraf Optik
Definisi : sekumpulan serabut saraf sensori yang meninggalkan bagian belakang mata.
Fungsi : membawa rangsang dari retina menuju otak.
Otot Mata
Definisi : otot yang berada di sekeliling bola mata.
Fungsi : menggerakkan bola mata.

B. FOTORESEPTOR MATA

Sel-sel fotoreseptor di dalam mata terdiri atas dua jenis, yaitu sel-sel batang dan sel-sel kerucut. Pada manusia, terdapat sekitar 7 juta sel kerucut dan kurang lebih 125 juta sel batang untuk setiap mata.
Sel-sel batang merupakan sel-sel yang sangat peka terhadap cahaya dengan intensitas rendah. Sel-sel batang berperan dalam proses penglihatan di malam hari atau tempat-tempat gelap untuk menghasilkan ketajaman pengelihatan yang rendah. Sayangnya, sel-sel batang tidak mampu mendeteksi warna. Sel-sel ini tersebar di seluruh retina, kecuali di fovea.
Di dalam sel-sel batang terdapat pigmen fotosensitif rodopsin (warna merah muda atau ungu). Rodopsin hanya 1 jenis, sehingga hanya ada 1 jenis sel batang. Jika rodopsin terpapar atau menyerap cahaya, rodopsin akan terurai menjadi opsin dan retinal. Sebaliknya, jika tidak ada cahaya atau gelap, rodopsin akan terbentuk kembali.
Perlu diketahui bahwa penguraian rodopsin menjadi opsin dan retinal jauh lebih cepat ketimbang pembentukannya kembali. Pada saat rodopsin “menghilang”, sel-sel kerucutlah yang digunakan untuk proses melihat. Dalam keadaan gelap total, butuh sekitar 30 menit untuk membentuk kembali rodopsin sehingga kita dapat melihat. Itulah sebabnya kita tidak dapat langsung melihat dengan jelas ketika beralih dari tempat terang ke tempat yang sangat gelap.
Berbeda dengan sel-sel batang, sel-sel kerucut peka terhadap intensitas cahaya yang tinggi dan perbedaan panjang gelombang sehingga berperan dalam proses penglihatan di siang hari atau di tempat-tempat terang. Sel-sel kerucut menghasilka  penglihatan dengan ketajaman yang tinggi. Sel kerucut hanya terdapat di fovea.
Di dalam sel-sel kerucut terdapat pigmen fotosensitif iodopsin. Berdasarkan bentuknya, iodopsin dibagi 3. Masing-masing peka terhadap panjang gelombang cahaya yang berbeda. Ketiga jenis iodopsin tersebut peka terhadap warna merah, miru dan hijau. Karena itu maka sel-sel kerucut mampu mendeteksi warna.
Berdasarkan iodopsin yang dikandungnya, sel-sel kerucut terbagi atas tiga jenis, yaitu sel kerucut biru, sel kerucut hijau, dan sel kerucut merah. Nama-nama tersebut berdasarkan warna cahaya yang diserap oleh sel-sel kerucut. Jika ketiga sel kerucut tersebut mendapatkan stimulasi yang sama, maka kita akan melihat warna putih.

C. PROSES MELIHAT

Prinsip kerja proses melihat:
1.  Cahaya dari objek direfleksikan ke segala arah
2.  Jumlah cahaya yang masuk ke mata diatur oleh iris
3.  Cahaya difokuskan oleh lensa
4.  Bayangan dideteksi oleh retina

D. KELAINAN PADA ALAT INDRA PENGLIHAT

Miopi
Miopi atau rabun jauh merupakan kelainan yang disebabkan karena bola mata terlalu panjang atau kornea terlalu bulat, sehingga benda/objek yang jaraknya jauh akan jatuh/difokuskan ke depan retina.
Untuk dapat melihat secara normal, penderita miopi membutuhkan kacamata berlensa cekung (negatif). Lensa cekung menyebarkan cahaya agar bayangan bisa terfokus tepat di retina.
Hipermetropi
Hipermetropi atau disebut juga rabun dekat, merupakan kebalikan dari miopi. Kelainan ini disebabkan karena bola mata terlalu pendek/kecil atau lensa mata terlalu pipih sehingga bayangan benda jatuh di belakang retina.
Untuk dapat melihat secara normal, penderita hipermetropi membutuhkan kacamata berlensa cembung (positif). Lensa cembung mempersempit berkas cahaya sehingga bayangan benda yang dekat jatuh tepat pada retina.
Presbiopi
Presbiopi atau disebut juga mata tua, terjadi seiring dengan proses penuaan. Pada umumnya kelainan ini terjadi pada orang-orang yang berusia di atas 45 tahun. Karena faktor usia, elastisitas lensa mata semakin berkurang sehingga menjadi cukup kaku dan daya akomodasinya pun berkurang.
Untuk menolong penderita, bisa digunakan kacamata berlensa rangkap (bifokal) yang terdiri atas lensa negatif dan lensa positif.
Astigmatis
Astigmatis merupakan kelainan yang terjadi karena kornea mata memiliki kecembungan yang tidak merata sehingga berkas cahaya yang masuk ke mata tidak merata pembiasannya.
Penderita astigmatis daat dibantu dengan kacamata berlensa silindris (memiliki beberapa fokus), yaitu kacamata yang diasah secara khusus sehingga dapat mengimbangi ketidakmerataan itu.
Katarak
Katarak adalah kelainan pada mata yang diakibatkan karena adanya pengapuran pada lensa mata.
Katarak hanya bisa dihilangkan dengan jalan operasi.
Buta Warna
Buta warna diyakini berhubungan dengan kurangnya sel-sel kerucut tertentu pada retina, misalnya buta warna merah dan hijau yang disebabkan karena tidak adanya sel-sel kerucut merah dan hijau pada retina.
Rabun Senja
Rabun senja merupakan kelainan pada mata yang disebabkan karena kurangnya pigmen rodopsin yang berguna untuk pengelihatan pada saat cahaya redup. Hal ini disebabkan karena kurangnya asupan vitamin A yang merupakan bagian dari pigmen rodopsin.
Glaukoma
Glaukoma adalah munculnya lingkaran hijau pada iris karena tekanan di dalam mata meningkat.
Penyakit ini hanya dapat disembuhkan dengan operasi.